Februari yang spesial dan akan kami rayakan dengan cara yang spesial dan penuh cinta karena dia begitu spesial. Bukan, bukan dengan martabak telor spesial apalagi seblak spesial.
***
Bulan Februari adalah salah satu bulan spesial di keluarga kami. Pasalnya si sulung kami lahir pada bulan ini, tepatnya tanggal 5 Februari 6 tahun lalu. Kelahiran yang sangat disyukuri karena selama kehamilannya kami berada di lingkungan yang sulit secara akses jalan khas daerah terpelosok: jalan yang bergerunjal jika musim kemarau tapi berubah menjadi kubangan lumpur jika musim hujan.
Tidak mudah melalui jalan yang seperti itu, apalagi sering melihat mobil dan truk amblas tak berdaya terperangkap dalam jalan yang sudah tak berbentuk lagi itu. Pertama kali mengunjungi tempat itupun mobil kami nyaris terbalik karena posisi yang sudah terangkat setengah. Kontraksi pun tak terelakkan dan berlanjut dengan kontraksi-kontraksi lainnya setiap kami melewati jalan-jalan tersebut. Tapi kami harus menerimanya karena status suami yang fresh graduated membuatnya tidak bisa banyak memilih.
Alhamdulillah kuat ya kemarin, Nak. Terimakasih sudah bertahan.
Benar-benar saat itu menjadi kenangan tersendiri bagi kami. Maka, kelahirannya pun menjadi pengingat kami bahwa kami pernah berada di titik nol.
Perayaan yang Spesial
Dan bulan ini menginjak umurnya yang ke-6 kami berniat membuat perayaan yang lebih spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya. Mengapa?
Karena tahun ini dia akan masuk SD, sebuah fase dirinya akan belajar mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Sehingga dengan perayaan yang lebih spesial akan membuatnya notice bahwa 'Iya loh aku sudah 6 tahun sekarang, udah harus belajar mandiri, tahun ini mau masuk SD.'
Alasan yang kedua adalah karena kami jarang traveling atau bahkan sekedar short-escape di dalam kota dikarenakan suami yang kerja 7 hari dalam sepekan 30 hari dalam sebulan alias tidak pernah libur. Yang suaminya tenaga medis-paramedis pasti tau rasanya, kan? *sini kita pelukan.
Alasan ketiga tahun ini memutuskan merayakannya sedikit lebih istimewa adalah karena kami akan ditinggal umroh oleh ayahnya. Dia sangat sedih karena sebenarnya yang ingin mengunjungi 2 kota suci itu adalah dirinya. Bahkan angpao lebaran tahun kemarin dia tabungkan semuanya untuk itu, walaupun yaaah, masih sangat jauh nominalnya. Hihihi.
Dia yang sangat berharap bisa umroh secepatnya, tapi ternyata yang berangkat malah ayahnya. Sudah pasti, tidak usah ditanya lagi bagaimana perasaannya. Sedih sangat. Maka, ulang tahun kali ini kami berniat merayakan dengan sesuatu yang berbeda dengan ulang tahun yang sebelumnya. Sebagai ibu yang membersamai hampir 24 jam tentu saja saya tahu apa keinginannya.
Menginap di hotel!
Ya, sejak dia pernah merasakan menginap di hotel saat family traveling ke Malang kota dan Batu tiga tahun lalu dia sangat ketagihan. Jadi, kami memutuskan untuk merayakan ulang tahunnya dengan menginap di hotel.
Tentu bagi yang sudah sering staycation itu adalah hal yang biasa, tidak ada yang istimewa. Tapi bagi kami jarang liburan jadi sangat berkesan dengan yang seperti itu. Jadi, harap maklum ya.
Waktu kami beritahu dia untuk siap-siap dia sangat senang, apalagi ketika menjemput kue tart untuk dibawa ke hotel dan dimakan bersama di sana. Double happy! Dia sangat merasakan bahwa hari itu adalah hari yang amat sangat spesial untuknya. Padahal sebenarnya kue tart-nya biasa saja, tidak ada karakter putri-putrian di dalamnya seperti kue ulang tahun teman-temannya yang sering dilihat. Tapi, tetap cantik minimalis sesuai tema yang saya inginkan. Yah, setidaknya lebih bagus hiasannya dibanding kue tart buatan saya yang selalu meleleh sebelum dipotong.
[caption id="attachment_1162" align="aligncenter" width="300"] Kue tart dengan tema: light, simple, minimalis, tapi sanggup membuat dia hepi maksimalis[/caption]
Kami pun check-in di Hotel Royal Palangkaraya, yang jaraknya 14 km jauhnya dari rumah kami. Sengaja pilih yang jauh supaya menciptakan sensasi di luar kota (walau lokasinya masih di dalam kota). Inginnya sih ke Banjarmasin yang jauh sekalian, tapi apa daya suami juga cuma punya waktu sebentar, memanfaatkan waktu kosong antara dinas pagi dan dinas malam.
Setelah menyelesaikan check-in hotel dan merebahkan badan sebentar, malamnya dia kami ajak makan buah kesukaannya yang pas banget lagi musim, durian! Kota yang saya tinggali ini dikelilingi oleh kabupaten penghasil durian, sehingga jika musimnya tiba pedagang durian dadakan menjamur.
Kami baru pertama kali itu beli durian dan makan di tempat. Jika seperti itu, biasanya penjual akan memberi jaminan buah duriannya bagus, jika ada yang jelek maka akan diganti tanpa tambahan biaya.
Di sana, kami puaskan dia makan seberapa dia mau karena sebulan sebelumnya saya tahan-tahan untuk tidak beli durian. Maksudnya biar kejutan di hari ulang tahunnya lebih afdhol. Hihihi. Ternyata cara seperti itu justru membuat dia lebih bersyukur. Akhirnyaaa...bisa makan durian
[caption id="attachment_1156" align="aligncenter" width="225"] Durian Kasongan. Hmmm....so yummy![/caption]
Double happy? No, it was tripple happy! Saking bahagianya, habis makan durian dia berceletuk:
"Nanti Muthia mau kasih surat cinta buat ayah sama umi yaaa, duaaaa!", spontan dengan nada riang khas anak-anak.
Aiih, haha...saking senangnya yang ulang tahun sampai mau kasih surat cinta buat ayah dan uminya. Anak sulung saya ini memang tergolong sweet, sering memberi surat cinta pada teman-teman akrab dan guru kelasnya. Bukan, bukan surat cinta yang gimana-gimana. Cuman surat dengan gambar-gambar sederhana dan disertai nama dirinya dan orang yang dituju.
Sampai di sini apakah selesai? Tadinya niat saya dan suami habis beli durian kami langsung pulang saja ke hotel. Tapi, di tengah jalan kami akhirnya berbelok ke sebuah lapangan dengan tulisan "Festival of Light" yang menyala terang menyihir siapa saja yang melihatnya. Penasaran. Ada apakah?
Untuk ukuran ibukota provinsi yang keramaiannya tidak lebih seperti ibukota kabupaten di Pulau Jawa, tentu saja acara hiburan seperti ini membuat penasaran. Dan sepertinya ini memang baru dibuka karena belum pernah terdengar beritanya di media sosial. Untuk menuntaskan penasaran, kami pun masuk dan membayar tiket untuk 3 orang karena si adik masih free. Lumayan murah harganya, satu tiket Rp 35.000 untuk weekend.
Ada apa ya disana?
Ternyata di sana adalah halaman depan GOR yang sangat luas menyerupai lapangan sepak bola dengan hamparan kebun bunga dan buah dari lampu berbagai warna dan berbagai bentuk. Kemudian di area paling depan dekat stadion ada kolam air mancur. Kami kira awalnya hanya pemanis lapangan, ternyata......di sanalah puncak festivalnya.
[caption id="attachment_1157" align="aligncenter" width="300"] Awalnya begini doank[/caption]Kalian pernah lihat dancing waterfall? Nah, itulah yang kami tonton malam itu. Untuk ukuran kota Palangkaraya yang minim hiburan, kami sempat berdecak kagum 'Akhirnya ada juga yang kaya begini di sini.' Terharu.
[caption id="attachment_1158" align="aligncenter" width="300"] Dan dia mulai menari[/caption]Kejutan yang keempat buat Muthia (yang kami berdua pun juga ikut terkejut)!
Merayakan Cinta di Hotel Royal OYO
Pulang dari makan durian dan menonton Festival of Light kami pun kembali ke hotel. Hotel Royal OYO yang kami tempati ini masih baru, masih sekitar satu tahunan berdiri. Ratingnya lumayan tinggi dengan kepuasan pelanggan yang sangat terkesan dengan kondisi hotel dan harganya yang terjangkau. Jadilah akhirnya kami mencoba bermalam di sana.
Terimakasih OYO, sebuah kebetulan sekali ketika kami berniat merayakan ulang tahun si sulung dengan sesuatu yang berbeda dan lebih spesial. Iya, boleh dibilang ketika OYO Hotels ada promo diskon 50% bertepatan dengan momen ulang tahun ini. It was a serendipity, sebuah kebetulan yang manis.
[caption id="attachment_1152" align="aligncenter" width="224"] Ini dia si 6 tahun. Barokalloh[/caption]
Tentu saja rasanya berbeda, merayakan pertambahan usia di rumah dan di hotel. Apalagi untuk ukuran keluarga kami yang sangat jarang bisa staycation, tentu ini menjadikan ulang tahun lebih berkesan.
Siapa coba yang ga mau rebahan di kasur empuk ala hotel begini? Seprai bersih dan kasur yang empuk seperti melambai-lambai ingin direbahi. Mungkin kalau bawa pasukan seperti saya harus bawa tambahan guling dan bantal. Hihihi.
[caption id="attachment_1147" align="aligncenter" width="225"] Permisiii...Mumpung matchy, kita selfie[/caption]
Amenities yang disediakan adalah dua botol air minum mineral, sabun mandi, sampo, pasta gigi, dan handuk bersih 2 lembar.
[caption id="attachment_1142" align="aligncenter" width="225"] Toiletnya bersih![/caption]
Toilet adalah tempat no.1 yang menjadi poin saya jadi menginap atau tidak. Dan ternyata toilet di sini benar-benar bersih dan nyaman, sesuai dengan yang saya lihat pada aplikasi OYO. Tersedia water heater juga di showernya. Lantainya tidak takut licin atau risih karena kelihatan dibersihkan setiap habis dipakai.
Wishlist Destinasi, Pulau Laskar Pelangi!
Jika bulan Februari adalah bulan kelahiran anak sulung kami, maka bulan depan adalah anniversary kami yang ketujuh. Jika menuruti keinginan yang terdalam, ingin rasanya melakukan long-escape untuk merayakannya.
Saya memikirkan destinasi yang semua anggota keluarga kira-kira setuju. Suami saya sangat suka dengan ikan, apalagi ikan laut dari tangkapan segar langsung dari nelayan. Sedangkan anak-anak sedang gandrung dengan biota laut. Dan saya suka perpaduan warna pasir putih dan warna biru laut yang memanjakan mata. Jadi, saya rasa melakukan perjalanan ke daerah dengan banyak pantai mungkin bisa jadi alternatif yang tepat. Yap, Pulau Laskar Pelangi alias Belitung!
Kepulauan Bangka Belitung atau Belitong adalah gugusan pulau yang berada di pantai timur Sumatera. Pulau Belitung dibagi menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Belitung dengan ibukota Tanjung Pandan. Kemudian, ada pula Belitung Timur dengan ibu kota Manggar. Penduduknya pun cukup beragam, seperti suku Melayu, Bugis, dan juga penduduk dengan keturunan Tionghoa Hokkien.
[caption id="attachment_1153" align="aligncenter" width="300"] Pulau Bangka Belitung pada aplikasi Google Maps. Atas: Posisi Pulau Bangka Belitung, sebelah timur Sumatera. Bawah: Pulau Bangka dan Belitung dipisah oleh selat Gaspar[/caption]
Tempat Wisata di Bangka Belitung
Banyak sekali destinasi yang bisa dikunjungi di Provinsi yang punya lautan 4x lebih luas daripada luas daratannya. Pesona pantai sudah pasti tak terelakkan lagi. Banyak pantai di sini yang bisa dipilih. Lautnya pun biru-biru, tak seperti laut di daerah saya di Kalimantan Selatan yang airnya berwarna cokelat keruh. Selain pesona alam ada juga pesona budaya sosial yang bisa dikunjungi.
Museum Kata Andrea Hirata
Berada di daerah Gantong, Belitung Timur, wisatawan bisa datang ke Museum Kata Andrea Hirata ntuk mengetahui perjalanan dari penulis terkenal Laskar Pelangi. Tidak hanya foto-foto adegan dari film yang sudah diangkat ke layar lebar, tetapi juga Anda bisa menemukan kalimat inspiratif yang juga ditulis oleh Andrea Hirata. Bangunannya pun cukup menarik karena dihiasi dengan cat warna-warni.
Sekolah Laskar Pelangi
Merupakan replika Sekolah Dasar Muhammadiyah Gantong dari film Laskar Pelangi. Siapa yang sudah baca novelnya atau nonton filmnya dan mewek sepanjang cerita sepertinya wajib berkunjung ke sini (Hayoo, ngacung siapa?) Terletak di Belitung Timur, bangunan sekolah hanya terbuat dari kayu dengan seng tua lalu disanggah sebatang pohon dengan furnitur sederhana, seperti papan tulis, lemari, meja, serta kursi di dalamnya.
[caption id="attachment_1167" align="aligncenter" width="300"] Sumber: hipwee[/caption]
Pantai Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi terletak di sebelah utara Pulau Belitung dan mempunyai jarak kurang lebih 37 km dari kota Tanjung Pandan. Pantai ini memiliki ombak yang cukup tenang sehingga kita bisa menikmati air laut yang jernih, pasir putih. Pantai ini disebut juga pantai Laskar Pelangi karena menjadi salah satu latar di film itu. Masih ingat kan, Mahar, Lintang, Ikal bermain-main di pantai dengan batu granit raksasa?
[caption id="attachment_1168" align="aligncenter" width="300"] Pantai Laskar Pelangi alias Pantai Tanjung Tinggi (Sumber: wikipedia.com)[/caption]
Pantai Tanjung Kelayang
Jika masih penasaran dengan batu granit yang besar, Anda bisa mengunjungi pantai yang satu ini. Berada di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung pantai ini merupakan tempat kapal ditambatkan untuk menunggu wisatawan yang ingin menyeberang ke pulau lain. Berbeda dengan batu granit pada umumnya, di pantai ini terdapat formasi yang menyerupai kepala burung.
Pulau Lengkuas
Berbeda dengan pantai sebelumnya, tidak hanya batuan granit yang besar saja, di Pulau ini terdapat mercusuar berusia ratusan tahun setinggi 50 meter. Memiliki luas sekitar 1 hektar, Anda tidak hanya bisa menikmati air laut yang tenang dan juga jernih, tapi juga diklaim cocok sebagai spot untuk melakukan snorkeling. Cocok banget buat anak-anak yang sedang suka-sukanya sama kehidupan bawah laut.
[caption id="attachment_1169" align="aligncenter" width="300"] Air lautnya memang biru dan jernih, bukan filter kamera pro. (Sumber: wisata-budaya-babel.blogspot.com)[/caption]Pantai Nyiur Melambai
Menjadi salah satu destinasi favorit di Pulau Belitung, Pantai Nyiur Melambai berada di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Suasana di pantai ini tergolong teduh dan cocok untuk bersantai ditambah dengan adanya pohon pinus di sekelilingnya. Tidak hanya berenang, kita juga bisa bermain voli pantai juga panjat tebing di sini.
Terus menginap di mana?
Tenang, di aplikasi OYO yang sudah menjangkau 155 kota di Indonesia urusan inap-menginap adalah hal yang mudah. Dan pilihan saya untuk berlibur ke daerah Bangka Belitung ternyata sudah terfasilitasi oleh OYO.
Bangka Belitung salah satu dari 155 kota yang terdaftar di jaringan hotel dengan pertumbuhan tercepat ke-6 di dunia ini. Dan dari daftar hotel yang ada saya sepertinya ingin menginap di Capital O 2102 Grand Mutiara Hotel. Dengan rating yang lumayan bagus, 4.2 dari 102 kunjungan melalui OYO, saya rasa hotel ini akan melengkapi liburan kami yang menyenangkan di Bangka Belitung.
[caption id="attachment_1165" align="aligncenter" width="300"] Grand Mutiara Hotel tampak depan, lobi, ruang makan, dan pool[/caption]
Lobinya cantik minimalis. Bagaimana dengan kamarnya ya? Sama seperti hotel lainnya, hotel ini juga menyediakan 3 level kamar, yaitu; standart double, twin double, dan deluxe double.
[caption id="attachment_1166" align="aligncenter" width="300"] Kamar standart double Grand Mutiara Hotel. Standart aja begini, gimana deluxenya? (Sumber: OYOrooms)[/caption]
Hotel yang termasuk salah satu dari sedikit hotel bintang 3 di Pulau Babel ini hanya berjarak 2 menit dari pasar dan mall Bangka Trade Center dan 5 menit dari Transmart Pangkal Pinang dan Alun-Alun Lapangan Merdeka, serta berjarak hanya 20 menit dari bandara. Benar-benar lokasi yang sangat strategis.
***
Begitulah kisah merayakan cinta ala kami bersama OYO. Benar-benar sebuah sweet serendipity ketika rencana kami kemudian terlaksana bertepatan ada promo dari OYO.
Informasi lebih lanjut bisa simak di media sosial OYO di Twitter, Facebook, dan Instagram.
0 komentar