Waktu pertama kali pindah ke Palangka Raya, aku terkaget-kaget ketika mendapati kota ini begitu sepi dan lengang terutama saat libur sekolah tiba. Kemana orang-orang? Jujur, waktu itu sempat kikuk sambil celingak-celinguk mencari mobil lewat yang cuma bisa dihitung dengan jari.
Usut punya usut ternyata orang-orang di sini punya kebiasaan (gak semua, sih) berlibur ke ibukota provinsi sebelah, Banjarmasin (dulu). Hanya berjarak 4 jam dari Palangka Raya, Kota Banjarmasin menjadi tujuan liburan hampir kebanyakan orang Palangka. Banjarmasin kotanya lebih padat, banyak pasar hingga mall, banyak tempat wisata dan kuliner yang bisa disinggahi.
Sedangkan Palangka kotanya lebih lengang, jalanan lebar dan tertata, namun untuk spot wisata dan belanja masih kalah dibanding Banjarmasin.
Tapi itu beberapa tahun lalu....
Sekarang situasinya pelan-pelan berubah. Tempat kuliner di Palangka semakin menjamur. Tempat wisata pun mulai bermunculan. Dan yang paling banyak diminati adalah salah satunya destinasi wisata alam.
Adalah Danum Bahandang, sebuah spot wisata yang mengusung tema alam gambut. Danum Bahandang dalam bahasa dayak berarti air merah (kehitaman) yang disebabkan oleh akar pepohonan yang tumbuh di wilayah gambut Palangka Raya.
Siapa sangka, tempat yang jaraknya cukup jauh dari kota provinsi ini tetap ramai kunjungan. Berada di 38 kilometer sebelah utara kota Palangka Raya, sajian pemandangan di Danum Bahandang tidak membuat pengunjung sia-sia ke sini.
Aku belum pernah ke sini, tapi karena melihat seorang teman di Facebook membagikan fotonya bersama keluarganya sedang asyik bermain air sungai di sana, akupun jadi mipen, gkgkgk.
Wisata ini menawarkan sungai gambut alami yang dikelilingi pepohonan, outbond, tempat kemping, wisata kuliner, bahkan naik perahu. Sebagai bagian dari Eco Blogger Squad, tentu aku ingin sekali mengenalkan eco-wisata khususnya lahan gambut kepada anak-anak.
Semoga saja Danum Bahandang tidak sampai merusak laham gambut di sekitarnya ya....
Wisata seperti ini sangat cocok dengan karakter bentangan alam Kalimantan Tengah yang identik dengan hutan dan lahan gambut. Kita bisa menikmati sungai dan pepohonan tanpa mengganggu dan merusak alam.
Coba bayangkan, hidden gem begini, di tengah hutan, bagaimana bisa ditemukan oleh pengunjung? Kalian pasti sudah tahu sekali jawabannya. Yap, ini semua karena internet. Zaman digital sekarang sangat memudahkan orang-orang memperkenalkan sesuatu yang baru lewat media sosial, termasuk mempromosikan tempat wisata yang lokasinya terpencil. Manfaat internet sungguh nyata adanya dan dirasakan terkait kemajuan pariwisata daerah. Dengan begini, kurang-kurang lah sudah penduduk Palangka Raya yang bermigrasi selama musim liburan, karena di kota sendiri pun banyak wisata baru yang bisa dieksplor dengan bantuan internetnya Indonesia.
Terlebih lagi, Palangka menjadi ibukota provinsi pertama yang menjadi Telkom Modern City pada tahun 2017. Atau dengan kata lain Palangka Raya menjadi ibukota pertama dengan infrastruktur 100% fiber optik oleh Telkom Indonesia. Bahkan dari 14 kabupaten, sudah 12 kabupaten yang terhubung dengan jaringan backbone serat optik (sumber: investor.id). Itu berita 5 tahun lalu, berarti sekarang kemungkinan genap sudah 14 kabupaten seluruh Kalimantan Tengah sudah masuk jaringan internet Telkom.
Tentu saja ini berita bagus. Hanya menunggu waktu kita akan bertemu dengan eco-wisata baru lainnya yang tetap menjaga hutan dan lahan gambut Kalimantan.
Gimana, Teman? Kalian sudah pernah berkunjung ke Kalimantan?
0 komentar